FEMINITAS DAN DEKONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM ISLAM: STUDI KASUS PEMIKIRAN NASR HAMID ABU ZAYD

Ketika gender menjadi sebuah alat untuk menganalisis dan mendeteksi fenomena ketidakadilan antara laki-laki perempuan di masyarakat, maka feminis dapat menggunakan teori membantu berbagai bentuk diskriminasi yang ada atau mungkin dalam aspek kehidupan masyarakat. Nasr Hamid Abu Zayd salah satu tokoh ilmuan Muslim secara terang-terangan mengaku sebagai seorang feminis. Melalui gagasan-gagasannya, berusaha membongkar hegemoni sektarian-rasialistik dengan melakukan dekonstruksi terhadap pemaknaan ayat-ayat al-Qur’an model pembacaan kontekstual. Artikel ini bermaksud memaparkan gagasan konsep Zayd, baru setelah itu mengidentifikasi aspek-aspek feminitas peran Islam. Metode penilitian pendekatan kualitatif jenis kajian pustaka library research, data diperoleh dari literatur buku, artikel, jurnal, majalah, hasil terdahulu lainnya. Kajian menemukan bahwa studi kasus atas pemikiran tentang Islam telah memicu perdebatan konteks keagamaan, sosial, politik, historis. Oleh sebab itu, memaknai kembali al-Quran berkaitan kedudukan Islam.
 
 When becomes a tool to analyze and detect the phenomenon of injustice between men women in society, feminists can use theory help various forms discrimination that exist or may aspects people's lives. is one leading scientists who openly claims be feminist. Through his ideas, tried dismantle sectarian-racial hegemony by deconstructing meaning verses Koran using contextual reading. This article intends elaborate on Zayd's ideas concepts deconstruction, only then identify femininity role research method uses qualitative approach type literature review obtained from books, articles, journals, magazines, results other previous studies. study finds case thoughts deconstruction has sparked debates religious, social, political, historical contexts. Therefore, re-interpret Qur’an relating position